KATA PENGANTAR
      
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja di Indonesia” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dan untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sunnawara, S.pd selaku guru bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memberi arahan untuk membuat karya ilmiah sederhana ini. Dan teman sekelas saya yang telah memberi saya motivasi untuk membuat karya ilmiah tentang “Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja di Indonesia”.
Karya ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang dan pengetahuan yang sangat minim dari sumber yang terbatas. Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun guna kesempurnaan karya ilmiah ini.
Saya mengharapkan semoga dari karya ilmiah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca.

                                                                                   
Pamekasan, 20 Januari 2017


                                                                                  Penulis


 


DAFTAR ISI

Kata pengantar    

Daftar isi              

I.                   BAB I PENDAHULUAN
1.1                         Latar belakang             
1.2                         Rumusan masalah       
1.3                         Tujuan                          
1.4                         Manfaat                        
II.                BAB II KAJIAN PUSTAKA
III.             BAB III ANALISIS
3.1 Kenapa media sosial banyak digemari remaja? 
3.2 Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja 
3.3 Cara mengatasi dampak negatif dari media sosial 
IV.            PENUTUP
4.1  Kesimpulan
4.2  Saran  

Daftar pustaka 
 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar belakang
Media sosial merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan perkembangan zaman hal ini akan mempengaruhi perilaku dan kehidupan manusia masa kini. Maka dengan adanya perkembangan teknologi kita harus bisa menyikapi dan menelaah mana perkembangan media sosial yang baik dan mana perkembangan media sosial yang buruk.
Cara menyikapi perkembangan media sosial yang baik dengan memilih media sosial yang sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk menyikapi media sosial yang kurang baik harus kita saring, yang tidak sesuai dengan pribadi kita, kita tinggalkan.
Sekarang ini tidak jarang banyak sekali anak usia dini pandai dan mahir dalam mengakses internet. Bahkan banyak anak-anak di bawah umur memiliki akun-akun media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan sebagainya. Serta di dorongnya oleh banyaknya perusahaan yang mengeluarkan berbagai macam merk smartphone yang di mulai dari harga murah sampai mahal. Serta dengan di berikannya fitur-fitur paket internet yang murah meriah dan dapat memberikan kenyamanan dan keluasan bagi penggunanya.
Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media sosial. Media sosial bagi para remaja biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri dan media sosial juga bisa di jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.
Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia terutama dampaknya bagi interaksi sesama manusia yang saat ini telah di pengaruhi media sosial. Media sosial sedikit demi sedikit membawa kita ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir kita . Media sosial dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan terhadap media sosial.
Oleh karena itu, saya mengambil judul ini karena saya ingin mengubah pola pikir remaja zaman sekarang dan membuat orang tua agar lebih mengawasi anak mereka pada saat membuka media sosial.



 


1.2            Rumusan masalah
1.2.1         Kenapa media sosial banyak digemari oleh remaja masa kini?
1.2.2         Apa pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini?
1.2.3         Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari media sosial ?
1.3            Tujuan
1.3.1         Untuk mengetahui kenapa media sosial banyak digemari oleh remaja masa kini
1.3.2        Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini.
1.3.3        Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif dari media sosial
1.4            Manfaat
Agar remaja zaman sekarang sadar dan ingin mengubah pola pikir mereka agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif pada media sosial dan membuat orang tua agar lebih mengawasi anak mereka pada saat membuka media sosial.



 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Gamble, Teri, dan Michael dalam Communication Works sebagaimana dikutip Wikipedia menyebutkan, media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.
2. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.
3. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.
4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.



 


BAB III
ANALISIS

3.1 Kenapa media sosial banyak disenangi oleh remaja?
Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
Media sosial telah menjadi bagian dari pengalaman tumbuh dewasa para remaja. Remaja di seluruh dunia begitu lekat dengan media sosial. Mereka terus berkomunikasi lewat media sosial, bahkan pada saat makan dan berjalan. Waktu yang dihabiskan untuk media sosial seringkali lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan untuk belajar atau berkumpul bersama keluarga. Berbagai hal menjadi alasan media sosial begitu mampu menarik bagi para remaja.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti melihat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa media sosial dapat memicu dan mengaktifkan sirkuit otak dikalangan remaja, dimana jaringan syaraf otak yang sama ini juga berperan dalam mengaktifkan sensasi jika seseoran  makan cokelat atau mendapatkan hadiah uang.
Studi dilakukan oleh tim peneliti dari UCLA, yang merekrut 32 remaja umur 13 sampai 18 untuk melihat efek tertentu dari penggunaan sosial media pada otak remaja.
Para remaja yang mengunggah foto mereka disosmed, kemudian mendapatkan “suka” atau “like” dari sesama pengguna dan pertemanan, dengan jumlah masing-masing foto mendapatkan apresiasi dari peserta remaja lainnya. Orang-orang yang memang sedang dalam penelitian untuk mengungkap kecanduan remaja pada sosial media.
Di penelitian, aktivitas otak diukur menggunakan scan fMRI. Tim menemukan fakta bahwa ketika para peserta melihat foto mereka sendiri mendapat ‘like’ dengan jumlah besar maka disaat yang sama muncul aktivitas di berbagai daerah otak, khususnya bagian otak dengan jaringan ‘reward’ sirkuit. Sirkuit ‘hadiah’ ini diyakini sangat sensitif terjadi mendominasi dikalangan remaja selama bertahun-tahun.
Tim menemukan fakta lain, bahwa jumlah foto yang disukai sangat dipengaruhi oleh keputusan para remaja itu sendiri, apakah akan memberi “Like” sendiri atau tidak, “Kami mendapatkan foto yang diunggah sama persis namun berbeda jumlah likenya, ada yang banyak dan ada yang tidak suka” , penulis utama studi Lauren Sherman mengatakan, “Ketika melihat foto mendapatkan banyak atribut ‘suka’ mereka juga secara signifikan menyukai sendiri foto tersebut sehingga diikuti dan disukai orang lain”.
Penulis senior studi Mirella Dapretto, juga berkomentar senada bahwa efek dari penelitian ini mungkin akan terjadi lebih besar lagi dalam kehidupan nyata.
“Dalam studi, ini adalah sekelompok orang asing yang diteliti dengan cara virtual namun metode itu masih mendapat pengaruh bagi mereka. Kami mengharapkan efek ini akan dapat perhatian dalam kehidupan nyata, ketika remaja disukai dari orang penting dikalangan mereka.”
Mengenai kekhawatiran orang tua tentang pengaruh sosial media pada anak-anak, tim mencatat bahwa media sosial memiliki fitur yang berdampak positif dan negatif.
Peg Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan utama remaja menjadi maniak media sosial, seperti dilansir dalam situs Psychology Today, Selasa, 25 Juni2013.
1.        Mendapatkan perhatian
Hasil penelitian dari Pew Research Center Study, AS, menunjukkan bahwa sebagian besar remaja berbagi informasi di sosial media. Berbagai informasi menjadi kunci bagi mereka untuk mendapatkan perhatian bagi diri mereka sendiri. Mereka seringkali mengeluhkan tentang oversharing yang dilakukan pengguna media sosial lain. Padahal, mereka sendiri juga terjebak di dalamnya. Mereka berbagi begitu banyak hal (bahkan yang bersifat pribadi) di dalam media sosial.
2.        Meminta pendapat
Remaja seringkali meminta pendapat dan persetujuan rekan-rekannya untuk memutuskan sesuatu. Itu wajar jika di dunia nyata. Namun, dengan adanya media sosial, mereka menjadi meminta pendapat untuk hal yang tidak penting. Contohnya, mereka akan semakin sering menggunggah foto untuk sekadar melihat bagaimana komentar rekan-rekannya. Semakin banyak pujian atau sekadar “Like” di Facebook akan membuat mereka merasa populer. Dengan kata lain, media sosial menjadi indikator kepopuleran meraka. Ada "kepuasan intrinsik" pada remaja jika mereka populer di media sosial. Bukan hanya lewat foto, remaja seringkali menulis status yang berisikan permintaan saran pada rekan-rekan mereka. Dan lagi-lagi, ini bukanlah hal yang penting untuk dibagi.
3.   Menumbuhkan citra
Media sosial tidak akan mampu mendeskripsikan pribadi seorang pengguna secara utuh. Oleh sebab itu, remaja menjadikan media sosial sebagai penumbuh citra positif mereka. Remaja akan cenderung memberikan kesan yang baik saat di media sosial. Mereka berharap orang lain melihat mereka seperti apa yang mereka harapkan.
4.        Kecanduan
Media sosial membuat remaja kecanduan. Mereka akan sulit mengalihkan pandang dari situ. Mereka "terjebak" dalam lingkaran drama media sosial. Meskipun mereka terus mengeluh tentang "drama" dalam media sosial, kenyataannya mereka juga pelaku drama tersebut.



 
3.2 Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain ; Facebook, Twitter, Path, Youtube, LINE, Instagram, BBM. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya. Hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Indonesia bersama Yahoo menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Idonesia (64%). Pesatnya perkembangan dunia online ini mulai dilirik sebagai peluang emas oleh para pebisnis.
Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.
Pengguna media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Pengguna media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Ada pula beberapa kasus seorang remaja dilaporkan hilang oleh orang tuanya yang ternyata kabur bersama teman yang baru saja dikenalnya di Facebook. Selain itu, masih ada sebuah dampak yang banyak menjadi perdebatan dan bahan penelitian banyak pihak, yaitu dampak radiasi. Beberapa peneliti meyakini radiasi smartphone sangat tinggi dan penggunaannya memberi dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan.

 
Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidupnya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu.

DAMPAK NEGATIF MEDIA SOSIAL PADA PERKEMBANGAN REMAJA

  1. Dampak pada perkembangan fisik
Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan internet hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan pengelihatan kabur, selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik.
Obesitas pada remaja dapat memicu terjadinya ketidak seimbangan hormonal dan metabolisme yang akan menggiring terjadinya serangan jantung premature.
  1. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak terlepas dari interaksinya dari lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak kuat karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu sedangkan umpan balik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya
  1. Dampak pada perkembangan moral
Dampak pada perkembangan moral terutama terjadi karena pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak terkontrol oleh orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia.



 
DAMPAK POSITIF MEDIA SOSIAL PADA PERKEMBANGAN REMAJA
  1. Dampak pada perkembangan fisik
Salah satu dampak bila media sosial digunakan dengan tepat adalah adanya kemungkinan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa dibatasi oleh waktu dan dapat dilakukan dirumah.
  1. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
Banyak remaja mengembangkan sense of power an accomplishment bila mereka mampu menggunakan internet. Pada umumnya remaja memulai interaksi dengan media sosial karena alasan bermain. Namun dari bermain dapat pula dikembangkan kemampuan kreatif, interaksi yang baik dan mengembangkan kemampuan komunikasi, bahkan memperkaya kemampuan berbahasa.
  1. Dampak pada perkembangan moral
Media sosial juga dapat memicu tumbuhnya rasa solidaritas, contohnya dalam aksi kemanusiaan dapat dengan mudah di bagikan di media sosial. Hal tersebut dapat mendorong perkembangan moral yang kuat.


 

3.3 Cara mengatasi dampak negatif dari media sosial


1.      Peran orang tua sebagai pendamping sangatlah dibutuhkan. Kondisikan bahwa masuk ke situs negatif (konten porno atau kekerasan) itu sesuatu yang tabu, sehingga penggunaan komputer harus terbuka dan orang tua harus bisa melihat.

2.      Letakkan komputer di ruang keluarga atau ruangan yang sering dilewati umum sehingga dapat terus dipantau kegiatan anak saat mengakses internet (sebaiknya tidak di kamar tidur anak) .

3.       Tentukan waktu online bersama. Orang tua dan anak bersama-sama duduk di komputer, berdiskusi tentang berbagai informasi dari internet.

4.       Pembatasan waktu browsing. Biasakan anak untuk disiplin mematuhi batasan waktu menggunakan internet. Hindari anak duduk didepan komputer hingga larut malam.

5.      Komunikasikan manfaat positif maupun negatif internet kepada anak secara gamblang. Jelaskan, internet adalah media informasi yang paling praktis serta tak terbatas. Namun, ada beberapa pihak yang memanfaatkan internet untuk maksud-maksud yang tidak baik.

6.      Berikan tips praktis untuk menghindari pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak dari pengguna internet. Misalnya, dengan tidak memberi data pribadi, tidak memberikan nomor telepon dan alamat serta tidak memberikan foto pada siapapun yang tidak dikenal.

7.      Menggunakan internet protection software lokal. Langkah ini merupakan langkah mudah dan efisien untuk menghindarkan anak anda dari pengaruh negatif internet, termasuk dari situs lokal. Penyedia jasa proteksi ini akan memfilter semua jenis informasi maupun gambar dari layar komputer anak anda.

8.      Jika anak memperlihatkan tingkah laku tak wajar, segera diskusikan dengan mereka. Cari tahu, apakah internet menjadi penyebabnya.

9.      Tekankan pada anak bahwa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tak kalah pentingnya dengan berinternet ria sepanjang hari.

 
10.  Jika anak anda mulai terlihat kecanduan internet atau game, segera diskusikan dengan ahli. Mereka tahu betul bagaimana menjadikan hidup anak anda tak hanya dihabiskan di depan komputer

11.  Menggunakan bahasa dan perkataan yang sopan dalam menggunakan jejaring sosial.

12.  Tidak lupa bersosialisasi di kehidupan nyata agar tidak terpengaruh terhadap dunia maya. Maka dari itu perlu ada peranan dan kesadaran dari berbagai pihak untuk membina generasi penerus bangsa agar tidak terpengaruh terhadap hal yang merugikan dan melanggar norma masyarakat. 


 
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Peg Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan utama remaja menjadi maniak media sosial, seperti dilansir dalam situs Psychology Today, Selasa, 25 Juni2013 :
1.        Mendapatkan perhatian
2.        Meminta pendapat
3.        Menumbuhkan citra
4.        Kecanduan
Pengguna media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Pengguna media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu.

4.2 Saran
Sudah selayaknya bagi setiap elemen masyarakat, baik itu anak-anak, remaja dan orang tua menggunakan media sosial secara bijak, tidak berlebihan dan digunakan hanya ketika dapat memberi manfaat agar terhindar dari kecanduan media sosial.
Remaja saat ini sudah seharusnya menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, Instagram dan lain - lain.
Implementasikan sosial media dengan baik dan benar, gunakan peluang yang ada sebagai sarana yang positif.



 
DAFTAR PUSTAKA










 

Komentar