KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh media sosial terhadap perkembangan
remaja di Indonesia” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulisan
karya ilmiah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dan untuk
menambah pengetahuan tentang pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja.
Saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sunnawara, S.pd selaku guru bahasa Indonesia
yang telah membimbing dan memberi arahan untuk membuat karya ilmiah sederhana
ini. Dan teman sekelas saya yang telah memberi saya motivasi untuk membuat
karya ilmiah tentang “Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja di
Indonesia”.
Karya
ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang dan pengetahuan yang sangat minim dari sumber yang terbatas. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun guna kesempurnaan karya ilmiah ini.
Saya
mengharapkan semoga dari karya ilmiah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca.
Pamekasan,
20 Januari 2017
Penulis
|
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar
Daftar
isi
I.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Rumusan masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
II.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
III.
BAB III ANALISIS
3.1
Kenapa media sosial banyak digemari remaja?
3.2
Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja
3.3
Cara mengatasi dampak negatif dari media sosial
IV.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
Daftar
pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Media
sosial merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
perkembangan zaman hal ini akan mempengaruhi perilaku dan kehidupan manusia
masa kini. Maka dengan adanya perkembangan teknologi kita harus bisa menyikapi
dan menelaah mana perkembangan media sosial yang baik dan mana perkembangan media
sosial yang buruk.
Cara
menyikapi perkembangan media sosial yang baik dengan memilih media sosial yang
sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk menyikapi media sosial yang kurang baik
harus kita saring, yang tidak sesuai dengan pribadi kita, kita tinggalkan.
Sekarang ini tidak jarang banyak sekali anak usia dini pandai
dan mahir dalam mengakses internet. Bahkan banyak anak-anak di bawah umur
memiliki akun-akun media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path,
Tumblr, dan sebagainya. Serta di dorongnya oleh banyaknya perusahaan yang
mengeluarkan berbagai macam merk smartphone yang di mulai dari harga murah
sampai mahal. Serta dengan di berikannya fitur-fitur paket internet yang murah
meriah dan dapat memberikan kenyamanan dan keluasan bagi penggunanya.
Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting
tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah
menjadi lifestyle atau gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap
jadul karena tidak memiliki akun media sosial. Media sosial
bagi para remaja biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri dan media
sosial juga bisa di jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.
Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak
postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia terutama dampaknya
bagi interaksi sesama manusia yang saat ini telah di pengaruhi media sosial.
Media sosial sedikit demi sedikit membawa kita ke suatu pola budaya yang baru
dan mulai menentukan pola pikir kita . Media sosial dapat membuat seseorang
menjadi ketergantungan terhadap media sosial.
Oleh karena itu, saya mengambil judul ini karena saya ingin
mengubah pola pikir remaja zaman sekarang dan membuat orang tua agar lebih
mengawasi anak mereka pada saat membuka media sosial.
|
1.2
Rumusan masalah
1.2.1
Kenapa media sosial banyak digemari oleh
remaja masa kini?
1.2.2
Apa pengaruh media sosial terhadap
perkembangan remaja masa kini?
1.2.3
Bagaimana cara mengatasi dampak negatif
dari media sosial ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui kenapa media sosial
banyak digemari oleh remaja masa kini
1.3.2
Untuk mengetahui pengaruh media sosial
terhadap perkembangan remaja masa kini.
1.3.3
Untuk mengetahui cara mengatasi dampak
negatif dari media sosial
1.4
Manfaat
Agar remaja zaman sekarang sadar dan ingin mengubah pola
pikir mereka agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif pada media sosial dan
membuat orang tua agar lebih mengawasi anak mereka pada saat membuka media
sosial.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Media sosial adalah sebuah media online, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Gamble, Teri, dan Michael dalam Communication Works sebagaimana dikutip Wikipedia menyebutkan, media
sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
1. Pesan yang di sampaikan tidak
hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang contohnya
pesan melalui SMS ataupun internet.
2. Pesan yang di sampaikan bebas,
tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.
3. Pesan yang di sampaikan
cenderung lebih cepat di banding media lainnya.
4. Penerima pesan yang menentukan
waktu interaksi.
Pesatnya
perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki
media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan
modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang
pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan
internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat
mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas
bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis,
dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing,
media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi,
berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan
pasangan, dan membangun sebuah komunitas.
Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain
kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri
sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat.
Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi
diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.
BAB
III
ANALISIS
3.1
Kenapa media sosial banyak disenangi oleh remaja?
Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja
merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa
kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
Media
sosial telah menjadi bagian dari pengalaman tumbuh dewasa para remaja. Remaja di seluruh dunia begitu lekat dengan media sosial. Mereka terus berkomunikasi lewat media
sosial, bahkan pada saat makan dan berjalan. Waktu yang dihabiskan untuk media
sosial seringkali lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan untuk
belajar atau berkumpul bersama keluarga. Berbagai hal menjadi alasan media
sosial begitu mampu menarik bagi para remaja.
Dalam
sebuah penelitian, para peneliti melihat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa
media sosial dapat memicu dan mengaktifkan sirkuit otak dikalangan remaja,
dimana jaringan syaraf otak yang sama ini juga berperan dalam mengaktifkan
sensasi jika seseoran makan cokelat atau mendapatkan hadiah uang.
Studi
dilakukan oleh tim peneliti dari UCLA, yang merekrut 32 remaja umur 13 sampai
18 untuk melihat efek tertentu dari penggunaan sosial media pada otak remaja.
Para
remaja yang mengunggah foto mereka disosmed, kemudian mendapatkan “suka”
atau “like” dari sesama pengguna dan pertemanan, dengan jumlah masing-masing
foto mendapatkan apresiasi dari peserta remaja lainnya. Orang-orang yang memang
sedang dalam penelitian untuk mengungkap kecanduan remaja pada sosial media.
Di penelitian, aktivitas otak diukur menggunakan scan fMRI. Tim
menemukan fakta bahwa ketika para peserta melihat foto mereka sendiri mendapat
‘like’ dengan jumlah besar maka disaat yang sama muncul aktivitas di
berbagai daerah otak, khususnya bagian otak dengan jaringan ‘reward’ sirkuit.
Sirkuit ‘hadiah’ ini diyakini sangat sensitif terjadi mendominasi dikalangan
remaja selama bertahun-tahun.
Tim
menemukan fakta lain, bahwa jumlah foto yang disukai sangat dipengaruhi oleh
keputusan para remaja itu sendiri, apakah akan memberi “Like” sendiri atau
tidak, “Kami mendapatkan foto yang diunggah sama persis namun berbeda jumlah
likenya, ada yang banyak dan ada yang tidak suka” , penulis utama studi Lauren
Sherman mengatakan, “Ketika melihat foto mendapatkan banyak atribut ‘suka’
mereka juga secara signifikan menyukai sendiri foto tersebut sehingga
diikuti dan disukai orang lain”.
Penulis
senior studi Mirella Dapretto, juga berkomentar senada bahwa efek dari
penelitian ini mungkin akan terjadi lebih besar lagi dalam kehidupan nyata.
“Dalam
studi, ini adalah sekelompok orang asing yang diteliti dengan cara virtual
namun metode itu masih mendapat pengaruh bagi mereka. Kami mengharapkan
efek ini akan dapat perhatian dalam kehidupan nyata, ketika remaja disukai
dari orang penting dikalangan mereka.”
Mengenai
kekhawatiran orang tua tentang pengaruh sosial media pada anak-anak, tim
mencatat bahwa media sosial memiliki fitur yang berdampak positif dan
negatif.
Peg
Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan
utama remaja menjadi maniak media sosial, seperti dilansir dalam situs Psychology Today, Selasa, 25 Juni2013.
1.
Mendapatkan perhatian
Hasil
penelitian dari Pew Research
Center Study, AS, menunjukkan bahwa sebagian besar remaja berbagi
informasi di sosial media. Berbagai informasi menjadi kunci bagi mereka untuk
mendapatkan perhatian bagi diri mereka sendiri. Mereka seringkali mengeluhkan
tentang oversharing yang dilakukan pengguna media sosial lain.
Padahal, mereka sendiri juga terjebak di dalamnya. Mereka berbagi begitu banyak
hal (bahkan yang bersifat pribadi) di dalam media sosial.
2.
Meminta pendapat
Remaja seringkali meminta pendapat dan persetujuan rekan-rekannya
untuk memutuskan sesuatu. Itu wajar jika di dunia nyata. Namun, dengan adanya
media sosial, mereka menjadi meminta pendapat untuk hal yang tidak penting.
Contohnya, mereka akan semakin sering menggunggah foto untuk sekadar melihat
bagaimana komentar rekan-rekannya. Semakin banyak pujian atau sekadar “Like” di Facebook akan membuat mereka merasa
populer. Dengan kata lain, media sosial menjadi indikator kepopuleran meraka.
Ada "kepuasan intrinsik" pada remaja jika mereka populer di media
sosial. Bukan hanya lewat foto, remaja seringkali
menulis status yang berisikan permintaan saran pada rekan-rekan mereka. Dan
lagi-lagi, ini bukanlah hal yang penting untuk dibagi.
3. Menumbuhkan citra
3. Menumbuhkan citra
Media sosial tidak akan
mampu mendeskripsikan pribadi seorang pengguna secara utuh. Oleh sebab itu,
remaja menjadikan media sosial sebagai penumbuh citra positif mereka. Remaja
akan cenderung memberikan kesan yang baik saat di media sosial. Mereka berharap
orang lain melihat mereka seperti apa yang mereka harapkan.
4.
Kecanduan
Media sosial membuat remaja kecanduan. Mereka
akan sulit mengalihkan pandang dari situ. Mereka "terjebak" dalam
lingkaran drama media sosial. Meskipun mereka terus mengeluh tentang
"drama" dalam media sosial, kenyataannya mereka juga pelaku drama
tersebut.
3.2
Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini
Bagi masyarakat
Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah candu, tiada
hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari
smartphone. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan
remaja antara lain ; Facebook, Twitter, Path, Youtube, LINE, Instagram, BBM.
Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik
banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan
banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di
dunia maya. Hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN)
Indonesia bersama Yahoo menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun
mendominasi pengguna internet di Idonesia (64%). Pesatnya perkembangan dunia
online ini mulai dilirik sebagai peluang emas oleh para pebisnis.
Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan
semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional
seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja
yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial
bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat
dilakukan sendiri dengan mudah.
Pengguna media sosial di kalangan remaja ini juga
menimbulkan pro dan kontra. Pengguna media sosial seringkali mengganggu proses
belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification
chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan
kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di twitter yang terkadang
hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Ada
pula beberapa kasus seorang remaja dilaporkan hilang oleh orang tuanya yang
ternyata kabur bersama teman yang baru saja dikenalnya di Facebook. Selain itu,
masih ada sebuah dampak yang banyak menjadi perdebatan dan bahan penelitian
banyak pihak, yaitu dampak radiasi. Beberapa peneliti meyakini radiasi
smartphone sangat tinggi dan penggunaannya memberi dampak buruk bagi kesehatan
tubuh. Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan
kepribadian introvert. Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif
di media sosial sebagai pelampiasan.
DAMPAK NEGATIF MEDIA SOSIAL PADA
PERKEMBANGAN REMAJA
- Dampak
pada perkembangan fisik
Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak
menggunakan internet hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja yang
terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline. Contohnya
problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan pengelihatan kabur,
selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas
fisik.
Obesitas pada remaja dapat memicu terjadinya ketidak
seimbangan hormonal dan metabolisme yang akan menggiring terjadinya serangan
jantung premature.
- Dampak
pada perkembangan emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak terlepas dari
interaksinya dari lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di
sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada
kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak kuat karena
umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu
sedangkan umpan balik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak
individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi
untuk mengatasinya
- Dampak
pada perkembangan moral
Dampak pada perkembangan moral terutama terjadi karena
pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan
kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual
pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure
terhadap situs-situs internet yang tidak terkontrol oleh orang dewasa yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia.
DAMPAK POSITIF
MEDIA SOSIAL PADA PERKEMBANGAN REMAJA
- Dampak
pada perkembangan fisik
Salah satu dampak bila media sosial digunakan dengan
tepat adalah adanya kemungkinan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa dibatasi
oleh waktu dan dapat dilakukan dirumah.
- Dampak pada
perkembangan emosi dan sosial
Banyak remaja mengembangkan sense of power an accomplishment bila mereka mampu menggunakan
internet. Pada umumnya remaja memulai interaksi dengan media sosial karena
alasan bermain. Namun dari bermain dapat pula dikembangkan kemampuan kreatif,
interaksi yang baik dan mengembangkan kemampuan komunikasi, bahkan memperkaya
kemampuan berbahasa.
- Dampak
pada perkembangan moral
Media sosial juga dapat memicu tumbuhnya rasa solidaritas,
contohnya dalam aksi kemanusiaan dapat dengan mudah di bagikan di media sosial.
Hal tersebut dapat mendorong perkembangan moral yang kuat.
3.3 Cara mengatasi dampak negatif dari media sosial
1. Peran orang tua sebagai pendamping sangatlah dibutuhkan. Kondisikan
bahwa masuk ke situs negatif (konten porno atau kekerasan) itu sesuatu yang
tabu, sehingga penggunaan komputer harus terbuka dan orang tua harus bisa
melihat.
2. Letakkan komputer di ruang keluarga atau ruangan yang sering
dilewati umum sehingga dapat terus dipantau kegiatan anak saat mengakses
internet (sebaiknya tidak di kamar tidur anak) .
3. Tentukan waktu online
bersama. Orang tua dan anak bersama-sama duduk di komputer, berdiskusi tentang
berbagai informasi dari internet.
4. Pembatasan waktu
browsing. Biasakan anak untuk disiplin mematuhi batasan waktu menggunakan
internet. Hindari anak duduk didepan komputer hingga larut malam.
5. Komunikasikan manfaat positif maupun negatif internet kepada
anak secara gamblang. Jelaskan, internet adalah media informasi yang paling praktis
serta tak terbatas. Namun, ada beberapa pihak yang memanfaatkan internet untuk
maksud-maksud yang tidak baik.
6. Berikan tips praktis untuk menghindari pihak-pihak yang ingin
mengambil keuntungan sepihak dari pengguna internet. Misalnya, dengan tidak memberi
data pribadi, tidak memberikan nomor telepon dan alamat serta tidak memberikan
foto pada siapapun yang tidak dikenal.
7. Menggunakan internet protection software lokal. Langkah ini
merupakan langkah mudah dan efisien untuk menghindarkan anak anda dari pengaruh
negatif internet, termasuk dari situs lokal. Penyedia jasa proteksi ini akan
memfilter semua jenis informasi maupun gambar dari layar komputer anak anda.
8. Jika anak memperlihatkan tingkah laku tak wajar, segera
diskusikan dengan mereka. Cari tahu, apakah internet menjadi penyebabnya.
9. Tekankan pada anak bahwa bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya, tak kalah pentingnya dengan berinternet ria sepanjang hari.
10. Jika anak anda mulai terlihat kecanduan internet atau game,
segera diskusikan dengan ahli. Mereka tahu betul bagaimana menjadikan hidup
anak anda tak hanya dihabiskan di depan komputer
11. Menggunakan bahasa dan perkataan yang sopan dalam menggunakan
jejaring sosial.
12. Tidak lupa bersosialisasi di kehidupan nyata agar tidak terpengaruh
terhadap dunia maya. Maka dari itu perlu ada peranan dan kesadaran dari
berbagai pihak untuk membina generasi penerus bangsa agar tidak terpengaruh
terhadap hal yang merugikan dan melanggar norma masyarakat.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Media sosial adalah sebuah media online, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Peg
Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan
utama remaja menjadi maniak media sosial, seperti dilansir dalam situs Psychology Today, Selasa, 25 Juni2013 :
1.
Mendapatkan perhatian
2.
Meminta pendapat
3.
Menumbuhkan citra
4.
Kecanduan
Pengguna
media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Pengguna
media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika
sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat
mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau
berkali-kali di twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit
pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak
selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para
remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang
kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang
kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi
dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika
berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan
istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana
seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu.
4.2 Saran
Sudah
selayaknya bagi setiap elemen masyarakat, baik itu anak-anak, remaja dan orang
tua menggunakan media sosial secara bijak, tidak berlebihan dan digunakan hanya
ketika dapat memberi manfaat agar terhindar dari kecanduan media sosial.
Remaja saat ini sudah seharusnya
menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang
yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring
sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut,
namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan
mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, Instagram dan lain - lain.
Implementasikan sosial media dengan baik
dan benar, gunakan peluang yang ada sebagai sarana yang positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar